Pentingnya Baseline Model dalam Pemodelan Machine Learning

Raihan Nugroho Jauhari
2 min readMar 24, 2024

--

Image Source : https://www.collidu.com/presentation-baseline-model

Hallo sobat data. Dalam dunia pemodelan machine learning, menetapkan baseline model merupakan langkah yang sering diabaikan namun sebenarnya sangat penting. Baseline model berfungsi sebagai titik awal yang memberikan benchmark untuk performa model yang akan dikembangkan. Dengan memiliki baseline, kita dapat mengukur apakah kompleksitas yang ditambahkan pada model berikutnya benar-benar memberikan peningkatan performa yang signifikan.

Apa Itu Baseline Model?

Baseline model adalah model yang sederhana dan seringkali menggunakan algoritma yang sederhana pula, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan performa dasar yang bisa dijadikan patokan. Model ini tidak harus memiliki performa terbaik, namun harus cukup baik untuk menunjukkan bahwa model yang lebih kompleks dan memakan waktu lebih lama dalam pengembangannya memang layak digunakan.

Mengapa Baseline Penting?

  1. Pembanding yang Objektif: Baseline menyediakan standar perbandingan yang objektif untuk model-model yang lebih kompleks.
  2. Penghematan Waktu: Dengan mengetahui performa baseline, kita bisa menghindari penggunaan model yang terlalu kompleks jika model sederhana sudah cukup baik.
  3. Pemahaman Data: Membangun baseline model memaksa kita untuk lebih memahami data yang kita miliki sebelum beralih ke algoritma yang lebih kompleks.

Contoh Baseline untuk Kasus Machine Learning

  • Klasifikasi: Untuk tugas klasifikasi, baseline yang umum bisa berupa model logistic regression atau decision tree yang sederhana.
  • Regresi: Dalam kasus regresi, linear regression sering dijadikan baseline karena mudah dipahami dan diimplementasikan.
  • Clustering: Untuk clustering, K-means bisa menjadi pilihan baseline yang baik karena algoritmanya yang intuitif dan efisien.

Langkah-Langkah Menentukan Baseline

  1. Pemilihan Model: Pilih model yang sederhana dan cepat untuk dijalankan.
  2. Evaluasi Performa: Gunakan metrik yang sesuai untuk mengevaluasi performa model baseline.
  3. Perbandingan dengan Model Lain: Bandingkan hasil baseline dengan model lain yang lebih kompleks.

Dengan menetapkan baseline, kita dapat memastikan bahwa setiap peningkatan yang dilakukan pada model selanjutnya adalah berdasarkan peningkatan performa yang nyata, bukan hanya karena kompleksitas model itu sendiri.

Artikel di atas hanya kerangka dasar yang bisa Anda kembangkan lebih lanjut dengan menambahkan detail, contoh kasus yang spesifik, dan analisis mendalam. Anda juga bisa menambahkan visualisasi data atau kode untuk memperkaya artikel Anda. Semoga ini membantu temen-temen dalam menulis artikel yang informatif dan menarik!

--

--

Raihan Nugroho Jauhari
Raihan Nugroho Jauhari

No responses yet